Akulah ranting yang menekuri musim
Tempat burung-burung memahat cerita
Yang dipungutnya di batu-batu candi
Juga tempat angin melepas keluh
Yang dibawanya dari taman-taman kota
Akulah ranting yang terulur dari dahan waktu
Minum dari cawanmu agar setia pada bumi
Manislah buahku, manislah buahku
Dan kau dapat menikmati tanpa kutukan
: buah ini untuk semua pejalan
Yang membahasakan sepi dan kegaduhan
(1995)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Terima kasih atas disharekannya puisi saya. Salam kratif Lindung Ratwiawan
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusWeh ketemu pengarangnya.
Hapus