Jumat, 28 Mei 2010

White Box & Black Box Testing

Black Box Testing :

* Testing that ignores the internal mechanism of the system or component and focuses solely on the outputs in response to selected inputs and execution conditions.
* Testing conducted to evaluate the compliance of a system or component with spesified functional requirements.

White Box Testing :

* Testing that takes into account the internal mechanism of a system or component

Nah untuk membedakan kedua teknik di atas, dibutuhkan klasifikasi testing sebagai pembanding. Klasifikasi Testing bisa didasarkan pada beberapa sumber, namun kali ini saya ngikut dosen saya saja, kita pakek klasifikasi yang didasarkan pada Quality Requirement Model Mc Call’s. Untuk lebih jelasnya lagi saya copas saja gambar dari materi presentasi dosen saya. (Buat Pak Dwi Kurnia Basuki, saya minta ijin copas yak .. :) )

moz screenshot 14

Dari gambar diatas kita bisa menyimpulkan kelebihan dan kekurangan white box testing, sebagai berikut :
Kelebihan :

* Correctness program dan kebenaran dalam mendefinisikan algoritma dapat diketahui secara langsung dengan pengolahan path.
* White box testing dapat dilakukan dengan follow up performance line coverage, dengan memberikan pihak tester list of line code yang belum dieksekusi.
* Menentukan kualitas pekerjaan coding dan pengaruhnya untuk standar coding.

Kelemahan :

* Jumlah biaya untuk white box testing lebih besar daripada biaya yang dibutuhkan untuk black box, untuk ukuran software yang sama.
* Belum mampu melakukan tes availability, reliability, load durability dan testing – testing lain yang berhubungan dengan requirement faktor – faktor untuk operasi, revisi dan transisi.

semoga bermanfaat .. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar