Kamis, 29 April 2010

sawah

Sawah tersusun di lereng gunung,
Berpagar dengan bukit,
Sayup-sayup ujung ke ujung,
Padi mudanya hijau berdandan,

Di danau perawan duduk menyulam,
Matanya memandang padi huma,
Sekali-kali ia bernalam,
Dipetik dari hati mudanya,

Kalau turun pipit berkawan,
Merayap hinggap di mayang apdi,
Terdengar teriak suara perawan,

Kalau pipit sudah terbang,
Melayang hilang pualng ke rimba,
Perawan bernyanyi menembang-tembang,
Menyesali pipit tak tahu iba:

“Mengapa engkau aduhai pipit,
Tak tahu diarti iba kasihan,
Badanku payah menaggung sakit,
Mencucur keringat sepanjang zaman,
Padi kupupuk sejak semula,
Engkau tahu memakam saja??”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar