Kamis, 29 April 2010

surabanglus

Bunga-bunga api kecil melentik ke udara ketika tangan suing mengusik perapian. Tangan yang pucat dan bergerak lemah. Tengkuk dan dahi suing berkeringat. Bukan karena terik matahari atau panasnya perapian, melainkan keringat dingin hasil pelepasan kalori terakhir seseorang jatuh pingsan karena kehabisan tenaga.
Agak jauh dari perapian, kimin, teman suing, duduk lemas bersandar pada sebuah tonggak. Keduanya merasa begitu letih setelah lari pontang-panting, menerobos semak dan melintas tebing-tebing agar bisa lolos dari kejaran polisi kehutanan. Pelarian karena deraan rasa takut sebab para pengejar itu beberapa kali melepaskan tembakan peringatan.
Kini mereka merasa aman bersembunyi dalam sebuah belukar puyengan. Belukar itu tidak hanya memberi mereka kelindungan melainkan juga sedikit harapan. Sebatang singkong tumbuh tersembunyi di sana. Tiga gelintir ubinya kini dalam perapian. Dan sedang dikais-kais oleh suing.
Tentulah singkong itu belum empuk. Tetapi tangan suing terus mengusik perapian untuk mengeluarkan isinya. Asap mengepul bergulung ke atas, kemudian larut dalam udara. Angin yang berhembus menguapkan keringat dari sekujur tubuh suing yang kemudian mengigil. Rasa perih mengigit lambungnya.
Tiga gelintir singkong sudah di keluarkan. Suing memukul-mukulkan sepotong kayu untuk mematikan bara pada ujung-ujung singkong bakar itu. Membelahnya dengan tangan suing tertahan karena kimin berseru dari belakang.
“tunggu! Beranikah kau memakan singkong itu? Aku sudah mencium baunya. Kini aku yakin kita bisa memakannya. Jangan wing, jangan! Bisa celaka kau nanti.”
Kimin memegangi tangan suing yang bersikeras hendak menyuapkan singkong bakar itu. Suing meronta dan terjadi tarik-menarik. Jari suing mengejang sehingga makanan dalam genggamannya lumat. Kimin menepiskannya kuat-kuat.
“Tenaglah sahabatku. Sesungguhnya sejak semula aku ragu. Kini aku sudah yakin betul akan singkong yang kita bakar itu. Jangan gila. Munyuk dan monyet pun tak mau memakannya. Hanya perut yang mampu bertahan terhadap racun singkong itu, singkong surabalus (nama lokal sejenis singkong beracun. Red.). suing, apa pun yang terjadi kau tak boleh memakannya!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar