Selasa, 20 April 2010

Kesenian Reog Bukan Milik Malaysia!

Paguyuban Reog Ponorogo se-indonesiamenggelar unjuk rasa yang mereka sebut sebagai Gelar Keprihatinana Budaya di depan Kedubes Malaysia di jalan HR Rasuna Said, Jakarta, kamis (29/11), mulai pukul 09.30 WIB.

Mereka menyatakan keprihatnan atas pengakuan Malaysia sebagai pemilik kesenian reog yang oleh Malaysia disebut kesenian barongan.

Gelar keprihatinan budaya itu dipimpin oleh H. Begug Purnomosidi yaitu ketua Paguyuban Reog Ponorogo se-indonesia yang juga bupati wonogiri, jateng.

Disebut oleh pihak Paguyuban reog Ponorogo se-indonesia, sekitar 3.000 orang ambil bagian dalam Gelar Keprihatinan Budaya tersebut. Mereka mewkili Paguyuban Reog Ponorogo se-indonesia dari wilayah Jabar, jateng, Jatim, Tanggerang (banten), dan Jakarta.

Dalam Gelar Keprihatinan budaya itu, pihak Paguyubab Reog Ponorogo se-indonesia menyampaikan sejumlah pernyataan.

Pertama, kesenian reog ponorogo bukanlah milik Malaysia, melainkan budaya asli Indonesia yang berasal dari kabupaten Ponorogo.

Kedua, pernyataan Malaysia bahwa reog merupakan budaya milik Malaysia telah melecehkan dan menyakiti hati bangsa Indonesia.

Ketiga, mereka menuntut pemerintah Malaysia untuk mencabut pernyataan bahwa reog merupakan budaya Malaysia. Jika tuntuan itu tidak dikabulkan Malaysia, mereka akan mendesak pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatic dengan Malaysia.

Sebelum Gelar Keprihatinan Budaya dilakukan di depan Kedubes Malaysia, Paguyuban reog ponorogo se-indonesia mengadakan arak-arakan dari lapangan tenis GOR Soemantri Brojonegoro menuju gedung Kedubes Malaysia mulai pukul 09.00.

Saat ini pihak paguyuban reog Ponorogo se-indonesia sedang diterima oleh pihak kedubes Malaysia. Sementara di depan gedung Kedubes Malaysia digelar atraksi reog. Arus lalu lintas, terutama di jalur lambat menuju menteng untuk sementara ditutup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar